Teknik Survei Pemetaan dan Kerja Lapangan

Dipublikasikan oleh admin pada

Tahap utama dalam membuat peta orienteering adalah survei dan kerja lapangan, sebaik apapun sumber peta yang kita miliki survei lapangan adalah hal wajib dalam pemetaan orienteering.

Sebelum terjun ke lapangan, rencanakan dulu kegiatan survei pemetaan orienteering, hal – hal yang perlu diperhatikan adalah:

1.Waktu Survei

Waktu yang dibutuhkan dalam survei tergantung pada: luas area, kualitas sumber – sumber peta, cuaca, tipe medan dan pengalaman mapper.
Contoh kasus; area yang akan disurvei 10 km2 Waktu untuk setiap 1 km2 adalah 25 jam, waktu dalam 1 hari idealnya 6 jam, total yang diperlukan (10×25÷6) = 42 hari. Tambahkan juga waktu tak terduga misal 8 hari, maka perkiraan survei selesai adalah 50 hari. Lama survei mungkin bervariasi untuk setiap orang, tergantung dari tingkat kesulitan lokasi, pengalaman mapper dan cuaca.

2. Koordinasi tim

Tunjuk satu orang sebagai koordinator misal; mapper yang berpengalaman, ketua klub atau ketua organisasi. Ini kalau mapping dilakukan dengan tim.
Kemudian buatlah kesepakatan tentang pemahaman simbol – simbol peta di lapangan, agar terjadi persamaan persepsi mengenai simbol – simbol peta orienteering.
Pembagian area survei untuk tiap mapper sebaiknya dengan batas yang jelas, misal; sungai, jalan untuk memudahkan penggabungan peta.

3. Cek Ulang

Ketika peta sudah selesai harus dilakukan cek ulang untuk memantapkan hasil survei.

4. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan

Misalnya kompas magnetik, pensil, penghapus, papan gambar, kertas kalkir, GPS, meteran dll.

5. Membuat Peta Dasar untuk Kerja Lapangan

Peta dasar dibuat sebaik mungkin, semakin baik peta dasar semakin cepat dan akurat proses pembuatan peta orienteering. Akuratnya peta dasar juga tergantung dari bahan-bahan peta dasar yang digunakan. Carilah bahan-bahan peta dasar yang terbaru, akurat dan lengkap. Misalnya foto udara, peta topografi, citra satelit. Untuk peta topografi gunakan yang skala 1:10.000 jika tidak ada sebaiknya gunakan citra satelit dari Google. Lebih bagus lagi apabila ada data vektornya. Baca juga membuat peta dasar dari Google Earth dan menggunakan SASPlanet.

Selanjutnya adalah mencetak peta dasar yang sudah digambar untuk kerja lapangan.

Kerja Lapangan

Sebelum terjun ke lapangan pahami dulu spesifikasi peta orienteering dengan baik. Selesai menyiapkan peta dasar, koordinasi tim dan alat-alat yang dibutuhkan.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1.Cetak Peta Dasar
Cetak peta dasar yang sudah digambar di komputer dengan skala yang lebih besar, misalnya peta orienteering akan dibuat dengan skala 1:15.000, maka cetak peta dasar dengan skala 1:10.000 atau 1:7.500 . Ini untuk memudahkan penggambaran diatas kertas.

Peta dengan grid

Klik tombol printer, pilih printer atau bisa disimpan dalam format pdf. Atur ukuran kertas orientasi halaman, atur peta wilayah ke satu halaman, centang Cetak dalam skala berbeda tulis skala sesuai kebutuhan. Klik ekspor atau cetak. Cetak juga yang ada citranya untuk mempermudah di lapangan.

Pengaturan cetak peta

2. Ke Lapangan
Gambar hasil kerja lapangan diatas kertas kalkir dengan overlay diatas peta dasar atau bisa juga gambar langsung diatas peta dasar. Cetak beberapa lembar peta untuk mempermudah, misalnya lembar 1 untuk jalan, lembar 2 untuk vegetasi dll.
Pelajari aturan simbol sesuai ISOM, lebih baik cetak ISOM dan bawa saat survei.

Urutan yang perlu disurvei terlebih dulu adalah:

  1. Jalan, termasuk jalan setapak
  2. Simbol – simbol garis, misalnya batas vegetasi, sungai
  3. Simbol – simbol titik, misalnya batu, bangunan, lubang
  4. Simbol area, misalnya rawa, vegetasi
  5. Kontur

Memang kenyataan di lapangan mungkin tidak bisa diterapkan, itu hanya urutan untuk memudahkan. Sambil menggambar jalan, apa yang kita lihat bisa langsung digambar, terutama untuk simbol buatan manusia dan simbol titik.

Gunakan meteran untuk mengukur lebar jalan, tinggi batu, tinggi pagar untuk meningkatkan akurasi dan untuk mengetahui perlu tidaknya digambar di peta sesuai dengan aturan ISOM. Gunakan pensil atau polpen warna untuk membedakan simbol.

3. Scan Hasil Kerja Lapangan
Scan hasil kerja lapangan tersebut dan masukkan ke OpenOrienteering Mapper sebagai template. Jika tidak ada alat scanner langsung saja gambar di komputer.

4. Ke Lapangan Lagi
Lanjutkan survei dengan peta terbaru dan gambar hingga seluruh area terpetakan. Ulangi langkah-langkah diatas.

5. Cek
Ketika peta sudah selesai harus dilakukan cek ulang untuk memastikan tidak ada kesalahan.

Survei Kontur dan Bentuk daratan (Landforms)

Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Survei kontur dan bentuk daratan lainnya ini adalah bagian yang paling sulit. Kontur harus memberikan informasi yang akurat tentang bentuk-bentuk medan, tingkat kecuraman, dan ketinggian. Salah satu hal penting dalam kerja lapangan adalah mengecek dan memperbaiki kontur. Perbedaan ketinggian relatif di antara kenampakan-kenampakan medan bersebelahan harus digambarkan pada peta seakurat mungkin. Akurasi ketinggian mutlak menjadi kurang penting. Diperbolehkan untuk menggeser kontur asal tidak lebih 25% dari interval kontur jika hal ini akan memperbaiki penggambaran dari sebuah tanda medan.

Garis kontur

Interval Kontur = jarak vertikal antara 2 (dua) garis ketinggian. Setiap kontur kelima dibuat Kontur Indeks. Kontur indeks dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur dan menghitung kontur untuk menentukan tinggi.

Sebaiknya cari sumber kontur yang akurat dengan interval 5 meter atau 2 meter.

Dari data kontur yang sudah ada, bisa diperbaiki secara visual atau melihat langsung di lapangan. Kemudian perbaiki garis kontur yang ada.

Perbaikan kontur

Vegetasi dan Runibilitas

Pemetaan vegetasi dengan baik sangat penting sebagai salah satu dasar pemilihan rute bagi orienteer. Runibilitas: rata-rata kecepatan pergerakan melalui vegetasi.

Runibilitas hutan dibagi menjadi 4 kategori sesuai dengan kecepatan pergerakan.  Jika kecepatan melalui  hutan terbuka dapat dilalui berlari adalah, misalnya, 5 menit / km, rasio berikut ini yang berlaku:

  • hutan terbuka   80 – 100%  5 – 6:15 menit / km
  • lambat dilalui  60 – 80%  6:15 – 8:20 menit / km
  • sulit dilalui   20 – 60%  8:20 – 25:00 menit / km
  • sangat sulit dilalui  < 20%   > 25:00 menit / km

Menunjukkan tingkat kesulitan berlari yang dapat dilalui seorang orienteer dengan mengabaikan bentuk topografi, rawa atau batuan. Agar lebih akurat coba tes dengan melalui area tersebut.


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *